JAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut Dokter Spesialis Anak, Wiyarni Pambudi disleksia bukan sebuah penyakit namun sebuah kondisi yang terjadi pada individu yang memiliki keunikan untuk memproses bahasa. <br /> <br />Disleksia merupakan gangguan bahasa yang nantinya akan mebuat anak menghadapi kesulitan belajar sehari-hari. <br /> <br />Disleksia bisa terjadi sejak dari lahir namun disleksia terdeteksi saat adanya perbandingan kemampuan berbahasa untuk anak seusianya. <br /> <br />Sehingga ada yang dikenal pada saat sekolah dasar karena disana akan terlihat kemampuan anak membaca, menulis dan mengeja. <br /> <br />Namun ada juga yang dikenali pada saat sekolah lanjutan atau sekolah tinggi. <br /> <br />Baca Juga Kisah Ibu Yasavati Kurnia yang Berhasil Melawan Melanoma Maligna | AYO SEHAT di https://www.kompas.tv/article/306489/kisah-ibu-yasavati-kurnia-yang-berhasil-melawan-melanoma-maligna-ayo-sehat <br /> <br />Tanda disleksia sesuai rentang usia remaja dan dewasa : <br /> <br />-Lambat dalam membaca dan menulis <br /> <br />-Menghindari aktivitas membaca <br /> <br />-Sulit meringkas cerita dan menghafal <br /> <br />-Sulit mengerjakan matematika dan belajar bahasa asing <br /> <br />Salah satu faktor terjadinya disleksia pada anak adalah faktor genetik. <br /> <br />Jika orang tua mengalami disleksia, maka ada kemungkinan 50 persen anaknya juga akan mengalami disleksia. <br /> <br />Biasanya anak-anak dengan dislaksia ini sudah mengalami gangguan bahasa ekspresif pada usia 3 tahun. <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/307713/faktor-penyebab-hingga-ciri-ciri-anak-yang-mengalami-disleksia-simak-disini-ayo-sehat
